Raup Cuan Dengan Mitra Logistik Tepercaya

Tulus Wichaksono, commerce lodi solusiBisnis
Back

Aco memulai usaha sejak tahun 2008, dari garasi kontrakannya yang berjarak 20 km dari kaki Gunung Merapi, Yogyakarta, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.

Kegiatan di alam bebas, relawan kebencanaan, bukan hal asing bagi Aco. Semasa kuliah, aktifitasnya banyak dihabiskan dengan giat di unit kegiatan mahasiswa kepecintaalaman pada salah satu universitas negeri di kota pelajar, Yogyakarta.

Berstatus mahasiswa pendatang dari Kota Daeng, Makassar, jiwa entrepreneur sudah tumbuh dari lingkungan keluarga. Darah wirausaha yang mengalir pada diri Aco terbawa hingga kuliah untuk menambah uang saku, selain program beasiswa yang membiayai kebutuhan pendidikannya sebagai mahasiswa di Kota Gudeg.

Sambil kuliah, Aco memulai bisnis membuat tas anti air dari bahan tarpaulin PVC. Produk tersebut Aco pelajari menggunakan teknik ATM (amati-tiru-modifikasi) dari tas ransel para petualang dari mancanegara yang kerap ditemaninya saat menjadi pemandu berkegiatan alam bebas seperti mendaki Gunung Merapi, menelusuri Luweng Jaran ataupun berarung jeram di Sungai Serayu.

Selepas menyelesaikan kuliah, Aco kembali ke kampung halaman di Kota Makassar, menikah dan meneruskan bisnis yang berawal dari hobi.

Setiap menjelang akhir tahun Aco sudah aktif mengikuti tender online di situs web pemerintah pusat maupun daerah. Selain itu, dari pihak Lembaga Swadaya Masyarakat di bidang kemanusiaan melakukan pembelian langsung, bila ada bencana seperti gunung meletus, banjir, gempa bumi, hingga kekeringan.

Produk usaha Aco selain berfokus pada tas berbahan anti air dengan berbagai ukuran, ia mulai menggembangkan produk tenda tiup; tangki air portabel dan perahu mainan air. Kini produknya sudah menggunakan mesin produksi yang lebih modern dan workshop yang luas.

Dalam menjalankan usaha rintisan, dengan jumlah pekerja yang terbatas, Aco merangkap sebagai product owner sekaligus product manager. Selain bertanggung jawab di strategi pengembangan produk secara teknis, Aco juga bertanggung jawab di strategi pengembangan usaha.

Saat ini usahanya kerap mendapatkan keluhan dari pelanggan. Dengan sumber daya manusia di bidang logistik yang kurang kompeten, ditambah sistem teknologi kurang mendukung, menyebabkan penyimpanan produknya tidak teratur. Kewalahan dalam kelola pesanan ini berdampak pada profit usaha.

Kendala operasional pesanan usaha Aco harus mendapatkan solusi di era logistik digital.

Widianto dalam Buku Pintar Pergudangan: Strategi Manajemen Pergudangan menyebutkan bahwa dalam dalam operasional gudang memperhatikan 6 hal yaitu:

  1. biaya inventori
  2. biaya pergudangan
  3. biaya transportasi
  4. beban pokok penjualan hilang
  5. pemeliharaan tingkat layanan pelanggan
  6. layanan pembeli jumlah kecil

Mengutip dari pendapat Van Den Berg dalam buku Manajemen Pergudangan yang ditulis oleh Gwynne Richards, gudang harus dipandang sebagai tempat sementara untuk menyimpan barang inventori dan sebagai penyangga dalam rantai pasokan.

Gudang harus menjadi titik transshipment, tempat seluruh barang yang diterima dapat dikirim secepat, seefektif dan seefisien mungkin.

Lebih lanjut Gwynne Richards menyatakan bahwa terdapat dua belas faktor spesifik yang dipertimbangkan saat menentukan lokasi gudang yaitu:

  1. biaya lahan, sewa, dan harga;
  2. akses ke jaringan transportasi;
  3. ketersediaan tenaga kerja terlatih yang terjangkau;
  4. jaringan transportasi untuk staf;
  5. ketersediaan dana, sokongan pemerintah, dan sebagainya;
  6. ketersediaan bangunan yang sudah ada;
  7. ketersediaan dan biaya utilitas termasuk telekomunikasi;
  8. ketersediaan finansial dan sumber daya;
  9. arus lalu lintas barang;
  10. kedekatan dengan pelabuhan dan bandara;
  11. lokasi titik-titik pemasok dan pabrik serta;
  12. tetangga yang potensial (misalnya dekat dengan depot-depot penyimpanan bahan bakar dapat menjadi faktor negatif).

Selain faktor penentuan lokasi, bagi konsumen seperti Aco, memilih mitra gudang logistik yang memperhatikan pada budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam penanganan kargo merupakan hal penting.

Dinar Dewi Kania dan rekan dalam artikel ilmiah berjudul "Analisis Faktor Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Penanganan Kargo di Bandara Soekarno-Hatta International Airport" yang dimuat pada Jurnal Manajemen Transportasi dan Logistik (JMTRANSLOG), mengatakan bahwa terdapat 11 hal yang perlu difokuskan dalam meningkatkan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu:

  1. komitmen terhadap keselamatan;
  2. peraturan dan prosedur keselamatan;
  3. isu-isu keselamatan terbaru;
  4. kepraktisan;
  5. kepedulian terhadap keselamatan;
  6. keterlibatan pekerja;
  7. pelaporan;
  8. kesadaran terhadap keselamatan diri;
  9. pengetahuan tentang keselamatan;
  10. fasilitas dan peralatan kerja; dan
  11. pengalokasian waktu.

Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangatlah penting agar tercapai nihil kecelakaan (zero accident). Jangan sampai mitra gudang logistik mengalami hal-hal seperti hampir celaka (nearmiss), insiden (incident), dan kecelakaan (accident).

Bapak pemasaran modern dunia, Philip Kotler dan rekan dalam buku Marketing 4.0 "Bergerak dari Tradisional ke Digital" mengatakan bahwa telah terjadi pergeseran kekuatan ke pelanggan terhubung. Pelanggan bergerak dari vertikal, eksklusif dan individual ke horizontal, inklusif, dan sosial.

Lebih jauh, Kotler menyampaikan bahwa saat ini konsumen lebih mempercayai faktor 4F, yaitu friends (teman), families (keluarga), fanpage (akun bisnis di sosial media facebook) dan followers (pengikut akun di sosial media twitter, instagram dan tiktok).

Selain itu, Kotler mengatakan faktor yang menentukan dalam penjualan produk yang sebelumnya ditentukan oleh 4P: product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi) dalam ekonomi digital perlu strategi pemasaran yang baru menjadi 4C: co-creation (menciptakan bersama), currency (mata uang), communal activation (aktivitas komunal) dan conversation (percakapan).

Sehingga menjual produk, baik barang ataupun jasa yang menjadi percakapan hangat yang positif di kalangan 4F (friends, families, fanpage, followers) merupakan dambaan para pemilik usaha.

Solusi bagi kendala operasional pesanan usaha Aco di era logistik digital 4.0 adalah melakukan kolaborasi dengan perusahaan logistik berbasis teknologi.

LODI Indonesia merupakan perusahaan logistik berbasis teknologi yang hingga saat memiliki lokasi gudang di 9 area strategis dan akan terus tumbuh, antara lain

  1. Jakarta;
  2. Tangerang;
  3. Cibubur;
  4. Bandung;
  5. Surabaya;
  6. Bali;
  7. Medan;
  8. Makassar; dan
  9. Balikpapan.

Sebagai perusahaan logistik berbasis teknologi, LODI Indonesia memiliki layanan utama yaitu Fulfillment dan Last Mile Delivery yang didukung teknologi Smart Dashboard.

Layanan Fulfillment adalah serangkaian proses yang didalamnya mencakup pemenuhan pesanan dari pelanggan. Proses tersebut mencakup penerimaan sampai dengan pengiriman produk menuju alamat penerima.

Tahapan fulfillment yang dilakukan oleh LODI Indonesia adalah:

  1. penerimaan barang (receiving);
  2. inventarisasi dan penyimpanan (storage);
  3. pemrosesan (processing);
  4. pengambilan barang (picking);
  5. pengiriman (shipping); dan
  6. pengembalian (return), bila produk terdapat kerusakan atau tidak sesuai pesanan.

Layanan Last Mile Delivery merupakan jaringan distribusi barang yang memungkinkan para distributor langsung mengirimkan barang ke tangan konsumen. Dengan layanan ini, produk pesanan akan langsung ditujukan ke alamat yang diminta. LODI Indonesia juga telah bekerjasama dengan berbagai ekspedisi tepercaya.

Manfaat fulfillment dan Last Mile Delivery dari LODI Indonesia di era logistik digital antara lain:

  1. hemat waktu dan biaya operasional;
  2. terintegrasi lokapasar(marketplace);
  3. analisis penjualan;
  4. update inventori realtime dan akurat;
  5. tidak perlu kirim pesanan ke ekspedisi.

Tak dapat dipungkiri, dashboard pintar adalah salah satu faktor utama logistik digital. Dengan dashboard pintar milik LODI Indonesia yang 100% karya anak bangsa, konsumen akan mendapatkan keuntungan antara lain:

  1. melihat kinerja secara cepat;
  2. menghemat biaya;
  3. mempermudah pertukaran data;
  4. mengurangi kesalahan data; dan
  5. meminimalkan pekerjaan manual.

Dashboard pintar LODI Indonesia menjadikan semua urusan manajemen dan sistem inventori di dalam gudang berjalan dengan cepat, mudah dan terkendali.

Dengan bermitra bersama LODI Indonesia, Aco fokus mengurus strategi dan hal lain untuk meningkatkan penjualan dan meraup cuan maksimal.

Lodi

#LodiIndonesia #Logistik #SolusiLogistikPintar #Fulfillment #LastMileDelivery #EranyaLogistikDigital

© LogistikTanpaRibet.com.RSS