Atasi Carut Marut Inventori Dengan SKU (Stock Keeping Unit)

Tulus Wichaksono, inventory sku lodi solusiBisnis
Back

Shinta, manajer produksi batik tulis warna alam di Jawa Tengah mengalami kendala seiring bertambah besar bisnis yang dikelolanya. Ia belum tau bagaimana caranya membuat katalog produk sebelum dikirim ke gudang di Jakarta.

Usaha batik yang dikelola Shinta kini telah berkembangan hingga mempunyai 85 produk, dengan varian 75 motif, 50 pilihan corak warna, 10 jenis kain.

Masalah bertambah saat tim marketing mengabarkan bahwa ada pesanan pembelian batik, dalam jumlah besar untuk kebutuhan hotel butik di Bali dan meminta katalog guna pemilihan serta pembuatan contoh produk.

Belum lagi, tim kerjanya masih menggunakan cara konvensional dalam manajemen logistik dan kurang kompeten dalam menghadapi eranya logistik digital.

Cerita diatas merupakan gambaran carut marutnya manajemen logistik yang berpotensi menimbulkan kerugian, karena akan mengakibatkan loss sales, biaya transportasi menjadi mahal, hingga kehilangan kepercayaan pelanggan.

Salah satu kunci penting dalam inventori produk yakni membuat SKU. SKU (Stock Keeping Unit) adalah pengelompokan tipe produk menurut jenis, kategori, dan atribut lain yang membedakan tiap produk.

Tujuan pembuatan SKU antara lain:

  1. Mengidentifikasi produk jualan spesifik beserta variannya Semakin banyak produk yang dihasilkan dengan berbagai varian, memerlukan kode identifikasi yang spesifik sebagai pembeda antara satu dengan lainnya.

  2. Menghemat waktu konsumen untuk mencari produk Kecepatan dan ketepatan pelayanan merupakan beberapa pertimbangan kepuasan konsumen dalam berbelanja, baik di toko online maupun toko konvensional.

  3. Mengidentifikasi perbedaan stok gudang dengan catatan petugas checker Untuk mengecek jumlah dan kondisi produk di gudang ataupun toko, perlu dilakukan stock opname.

    Stock Opname adalah proses pengecekan fisik dari jumlah dan kondisi produk yang ada di tempat penyimpanan atau gudang dengan data akuntansi secara berkala.

    Hal ini untuk menghindari penyimpangan kuantitas produk; menindaklanjuti secara cepat bila ada produk hilang ataupun kosong; serta sebagai data analisa untuk perkembangan perusahaan selanjutnya.

  4. Mengetahui produk dengan penjualan kategori: fast moving, slow moving, non moving (deadstock) Stok adalah aset yang digunakan dalam proses produksi dalam perusahaan. Jika stok yang dimiliki perusahaan tidak dapat dikendalikan, akan berdampak negatif pada kinerja perusahaan. Memilih produk yang memiliki tingkat permintaan nan tinggi hingga sangat rendah berguna bagi perusahaan untuk mengambil keputusan nantinya. Biasanya terbagi dalam 3 tingkat: fast, slow, dan non moving.

    Fast Moving adalah produk yang memiliki tingkat permintaan sangat tinggi. Slow Moving ialah produk yang memiliki tingkat permintaan sedang. Sedangkan Non Moving (deadstock) merupakan produk yang memiliki tingkat permintaan rendah.

    Beberapa solusi untuk produk dengan kategori deadstock, antara lain: a. Displai produk pada alur pengunjung yang paling strategis pada toko konvensional (muka toko; depan kasir), ataupun tampilan muka pada situs toko online; b. Paketkan produk yang kurang laku dengan produk yang populer; c. Mutasi produk serupa dengan memindahkan ke toko konvensional lainnya yang memiliki tingkat fast moving; d. Gencarkan promosi dengan memberikan diskon untuk mempercepat penjualan produk; e. Jadikan hadiah saat acara khusus ataupun pembelian nominal tertentu.

  5. Mempermudah mengidentifikasi reorder point (ROP) produk. Reorder point adalah suatu kondisi dimana bahan baku harus kembali dipesan sebelum kehabisan persediaan. Perhitungan di dalamnya harus menggunakan jumlah angka minimal tertentu sebagai batas untuk segera melakukan tingkat pemesanan lagi.

    Reorder point merupakan komponen yang sangat diperlukan dalam manajemen stok, tujuannya adalah agar bisa menentukan batas minimal persediaan yang ada di gudang untuk menghindari stok berlebih atau kurang.

Contoh SKU yang dapat diterapkan adalah: Kode: Jenama-Produk-Ukuran-Bahan-Motif-Warna, BS-020-02-53-15

Manajemen logistik merupakan kendala bagi pelaku dunia usaha ritel bila tidak dikelola dengan baik. Masalah logistik yang dihadapi pelaku bisnis ritel akan solutif bila bermitra dengan LODI Indonesia.

LODI Indonesia merupakan mitra e-logistik yang memiliki solusi berfokus pada pengguna dan berbasis teknologi terintegrasi, dengan layanan Order Fulfillment Service dan Last Mile Delivery serta Business Visibility yang memberikan informasi mengenai stok produk dan performa penjualan dalam 1 dashboard.

Bermitra bersama LODI Indonesia, pemilik usaha bisa lebih fokus pada produksi dan strategi penjualan. Keuntungan perusahaan meningkatkan, karena operasional logistik dikelola oleh profesional dibidangnya, sehingga lebih ekonomis, efisien dan terintegrasi.


© LogistikTanpaRibet.com.RSS